WELCOME TO THE BLOG DHINUDHIN

Senin, 08 Oktober 2012

TEKNIK SMASH BOLAVOLI


PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK BOX JUMP TERHADAP
KEMAMPUAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI
PADA SISWA SMA NEGERI 1 PINRANG


OLEH:
SAHABUDDIN  )*



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan pliometrik box jump terhadap kemampuan smash dalam permainan bolavoli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Pinrang kelas X dengan jumlah sampel penelitian 30 orang yang dipilih secara random sampling, kemudian dilanjutkan pembagian kelompok dengan menggunakan machid ordinat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis uji-t dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau a0,05. Bertolak dari hasil  analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan latihan pliometrik box jump terhadap kemampuan smash dalam permainan bolavoli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang, terbukti nilai t0 = 25,909 > tt = 2,262 atau (P < α0,05); (2) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pliometrik box jump dan kelompok kontrol dengan kemapmuan smash dalam permainan bolavoli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang terbukti nilai t0 = 3,718 > tt = 2,101  atau (P < α0,05). Dan kelompok yang mendapatkan latihan pliometrik box jump yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan kemampuan smash dalam permainan bolavoli dibandingkan dengan kelompok kontrol.


Kata Kunci: Latihan Pliometrik Box Jump, Kemampuan Smash Bolavoli



ABSTRACT

This study aims to determine the effect of exercise on the ability pliometrik box jump smash in the game of volleyball in high school students Pinrang State 1. This study includes the type of research experiments. The study population was all students SMA 1 Pinrang class X with a number of the study sample of 30 people chosen at random sampling, then continued division of the group by using machid ordinate. Data analysis technique used is the t-test analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% or a significant level of a0.05. Starting from the results of data analysis, the study concluded that: (1) there is significant effect of exercise on the ability pliometrik box jump smash in the game of volleyball in high school students Pinrang State 1, proved the value of t0 = 25.909 > tt = 2.262 or (P < a0.05), (2) there are significant differences in effect between pliometrik box jump exercise and control groups with the ability to smash in the game of volleyball at a high school student Pinrang State proved the value of t0 = 3.718 > tt = 2.101 or (P < a0.05). And groups that get pliometrik box jump workout more effective and efficient in improving the ability to smash in a volley ball game compared to the control group.


Keyword:        Exercise Pliometrik Box Jump, Smash Volleyball Capability




PENDAHULUAN
Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu di-tingkatkan upaya pembibitan olahra-gawan, pembinaan pelatih, penye-diaan sarana dan prasarana olah-raga, pembinaan sistem latihan yang efektif termasuk pengembangan organisasi keolahragaan dan wadah-wadah pembinaan lainnya. Berdasarkan penegasan tersebut memberikan ke- jelasan tentang pentingnya peranan olahraga ditengah-tengah masyarakat demikian pula di sekolah-sekolah sebagai alat pendidikan, dengan menitikberatkan pada sekolah-sekolah tentang masalah-masalah pembinaan olahraga pendidikan memang tepat. Sebab sekolah adalah tempat anak didik dibina agar dapat berkembang secara positif untuk menjadi manusia yang berkualitas. Namun untuk peningkatan prestasi olahraga tidak cukup kalau hanya mengandalkan waktu pelajaran yang ada di sekolah. Oleh karena itu harus ditempuh suatu kebijakan dari sekolah dengan menambah atau memasukkan olahraga sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dengan pembinaan menuju pada pencapaian prestasi.
Pembinaan cabang olahraga bolavoli menuju arah peningkatan prestasi khususnya bagi tahap pembinaan lanjutan adalah penyajian latihan yang mengarah pada pe-ningkatan kemampuan khusus atau tehnik khusus pada permainan bolavoli. Kemampuan khusus atau tehnik khusus pada permainan yang dimaksud adalah tidak lain cara bermain bolavoli. Bagaimana per-mainan dimulai, setelah permainan dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan sehingga serangan itu mendapat hasil yakni nilai atau point buat regunya. Bila bola dikuasai lawan apa yang harus diusahakan agar lawan tidak mendapat point atau angka. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka bagi tingkat pembinaan adalah peningkatan tehnik khusus bolavoli. Salah satu tehnik khusus bolavoli adalah smash atau serangan. Smash merupakan gerak kerja yang terpenting dan terakhir dalam gerak kerja serangan. Kegagalan untuk mensmash bola kearah lawan akan memberi kesempatan bagi pihak lawan untuk melakukan serangan balasan. Oleh sebab itu atlet harus mahir melakukan smash. Karena pentingnya smash dalam permainan bolavoli, maka perlu dilakukan berbagai usaha untuk menguasai tehnik smash dengan baik. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah menggunakan metode latihan yang tepat maupun mengembangkan unsur-unsur yang menunjang pelaksanaan tehnik ter-sebut. Unsur-unsur yang menunjang pelaksanaan tehnik khusus smash adalah unsur-unsur fisik yang me-liputi unsur kekuatan, kecepatan, daya ledak dan kelentukan. Untuk mengembangkan unsur fisik tersebut adalah melalui latihan fisik. Istilah latihan fisik mengacu pada program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan progresif yang tujuannya untuk mengembangkan kemampuan fungsional dari sistem tubuh agar dengan kondisi fisik tersebut prestasi atlet semakin meningkat. Bentuk latihan fisik beranekaragam, diantaranya latihan pliometrik. Bentuk latihan pliometrik bertujuan untuk mencapai kemampuan fisik daya ledak. Arah pada penelitian untuk latihan pliometrik adalah daya ledak tungkai. Latihan pliometrik memiliki bermacam bentuk-bentuk latihan diantaranya adalah latihan box jump. Bentuk latihan yang ada pada latihan pliometrik mengarahkan pada pencapaian kemampuan tungkai untuk dapat melompat ke arah vertikal di saat melakukan smash. Namun pada proses pelaksanaan kedua bentuk latihan pliometrik tersebut berbeda. Beranjak dari itu dan berdasarkan survey yang  selama ini dilakukan oleh peneliti bahwa siswa SMA Negeri 1 Pinrang sangat menyukai permainan bolavoli, hal ini terbukti pada jam istirahat dipergunakan untuk bermain bola voli. Dari kenyataan tersebut peneliti memprediksikan bahwa kemungkinan di sekolah tersebut akan muncul bibit atlet untuk dapat dikembangkan.

Smash dalam permainan bolavoli
Dalam permainan bolavoli terdapat beberapa unsur teknik dasar, seperti; servis, passing, smash dan blok (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar tersebut sangatlah penting dengan mengingat pendapat dari M. Yunus (1992) bahwa : “Permainan bolavoli adalah permainan tempo cepat, sehingga waktu untuk memainkan bola sangat terbatas dan bila tidak menguasai teknik dasar yang sempurna akan memungkinkan kesalahan-kesalahan teknik yang besar”. Dalam bidang olahraga istilah teknik diartikan sebagai cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Ada enam unsur teknik dasar atau istilah yang lebih umum mengenai kemampuan dalam permainan bolavoli yang dikemukakan oleh Surayin (1984) sebagai berikut : (1) Teknik passing atas, (2) Teknik passing bawah, (3) Servis, (4) Smash, (5) Membendung (blok), dan (6) Umpan atau set up”. Selain dari pembagian di atas juga dikenal pembagian macam-macam teknik dasar permainan bolavoli, menurut Gurrwachter yang diterjemahkan oleh Agus Setiadi (1990) bahwa : “Untuk melatih/mengajarkan teknik dasar permainan bolavoli dipakai rangkaian latihan methodik, rangkaian latihan tersebut mengandung lima unsur dasar seperti; passing atas, passing bawah, servis, smash dan blocking. Teknik dasar permainan bolavoli harus betul-betul dipelajari lebih dahulu guna dapat mengembangkan permainan. Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu tim dalam pertandingan, disamping unsur-unsur yang lain seperti unsur kondisi fisik, mental dan lain-lainnya.
Smash adalah suatu pukulan yang keras, lurus dan menukik. Biasanya merupakan suatu program yang mematikan, smash bertujuan untuk mematikan dan dianggap sebagai bagian permainan yang paling menonjol dan paling menarik. Suatu bagian yang dinamis, seorang pemain melompat tinggi, memukul suatu benda yang bergerak dengan tenaga dan arah yang tepat serta melampaui jaring atau net. Pengertian smash menurut Donald R. Casady (1974:480) sebagai berikut: “The third and final play of the traditional of ensive attach in volley ball is know as the spike an it is the most spectakular and colorful part of the game.” Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa; serangan ketiga dan terakhir dalam permainan bolavoli adalah terkenal sebagai spike/smash dan biasanya sangat menarik perhatian dan merupakan yang sangat penting dalam pertandingan. smash menurut M. Yunus (1992) bahwa: “Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha untuk mencapai kemenangan, untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat pula.”
Pukulan smash merupakan salah satu teknik dalam permainan bolavoli. Teknik smash sangat me-nentukan arah dan sasaran dalam penyerangan. Teknik dasar smash dalam permainan bolavoli harus betul-betul dipelajari guna dapat mengembangkan mutu danprestasi bolavoli. Penguasaan teknik dasar ini merupakan hal yang sangat penting. Suharno HP (1991) men-definisikan teknik sebagai berikut: “Teknik adalah suatu proses me-lahirkan keaktifan jasmani dan membuktikan suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan suatu tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli.”  Dieter Beutelstahl (1998) mendefinisikannya sebagai berikut: “Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan untuk mencari penyesuaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara paling ekonomis dan berguna.” Pada umumnya smash merupakan gerakan kerja yang terpenting dan terakhir dalam gerak kerja serangan. Bola servis, gerak tipu yang dilakukan tidak memenuhi sasaran atau mudah dikuasai pihak lawan yang bertahan sehingga kesempatan menerima bola dengan baik. Selanjutnya si penerima ke tosser (pengumpan) dan meneruskan bola ke smasher dan melancarkan serangan atau smash. Artinya bahwa suatu serangan diadakan pada sentuhan bola ketiga. Namun dalam permainan bolavoli modern, serangan langsung pada bola pertama (dilakukan saat servis) atau bola kedua sering dilakukan dalam hal tergantung dari keberadaan bola atau posisi bola pada saat itu serta kesanggupan dan kesiapan si pemukul.
Pada umumnya smash me-rupakan teknik yang terpenting dan  terakhir dalam gerakan serangan. Dalam melakukan smash bolavoli, ada beberapa komponen-komponen yang perlu diketahui yaitu macam-macam smash, seperti yang di-kemukakan oleh Theo Klinman/ Dieter Kruber (1986) sebagai berikut: (1) Smash depan, (2) Smash depan dengan putaran, (3) Smash dari pergelangan tangan, dan (4) Smash pura-pura. Macam-macam smash, menurut M. Yunus (1992:57) maka smash dapat pula dibedakan atas beberapa jenis menurut macamnya umpan antara lain : (1) Smash normal (open smash), (2) Smash semi, (3) Smash semi jalan, (4) Smash push, (5) Smash pull (quik), (6) Smash pull jalan, (7) Smash pull straight, (8) Smash cekis (drive smash), (9) Smash langsung, (10) Smash dari belakang, dan (11) Smash silang dan lurus. Mengingat sukarnya gerakan smash, maka akan diuraikan dalam beberapa tahap gerakan. Adapun proses pe-laksanaan smash secara sempurna dibagi dalam empat tahap, menurut Yunus (1992) yaitu: (1) Saat awalan, (2) Saat tolakan, (3) Saat memukul, dan (4) Saat mendarat. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara terperinci tiap-tiap gerakan dalam pelaksanaan smash sebagai berikut:
1.    Tahap  awalan; Sikap siap rileks dengan kedua kaki sejajar, kemudian melangkah ke depan mendekati jaring atau net. Setelah dekat dengan net kedua kaki sejajar siap untuk mengadakan tolakan ke atas, dengan kedua kaki, lutut ditekuk dan lengan diayunkan kebelakang. Biasanya pemula hanya melangkah satu kali saja sedang pemain ber-pengalaman melakukan ancang-ancang atau awalan 2 sampai 3 langkah yang semakin cepat. Arah gerak awalan yang paling baik antara 45 derajat sampai 60 derajat terhadap net.
2.    Tahap tolakan; Pada waktu siap menolak tangan disiapkan lurus lentur mengarah ke bawah sejajar dengan badan untuk diayun ke atas bersamaan dengan tolakan. Setelah tolakan dilakukan, dan saat badan melayang di udara kedua kaki harus lemas bergantung, siap memukul bola dengan lengan di angkat sehingga lengan atas tegak lurus dengan badan, sedangkan lengan bawah menuju ke atas sampai telapak tangan kurang lebih setinggi telinga.
3.    Tahap memukul; Pada saat smasher sampai pada titik tertinggi pukulan segera dilakukan. Per-kenaan telapak tangan dengan bola diikuti lecutan pergelangan tangan dan lecutan badan. Pada saat telapak tangan ada kontak dengan bola usahakan lengan dalam posisi sepanjang mungkin.
4.    Tahap mendarat; Setelah selesai memukul bola maka smasher akan segera turun kembali ke tanah atau lantai. Pada saat mendarat harus dengan dua kaki secara bersamaan dengan mengeper dan menekuk kedua lututnya. Setelah menguasai ke-seimbangan dengan baik,  maka smasher segera mengambil sikap normal.

Latihan Pliometrik Box Jump
Pliometrik adalah salah satu jalan dan merupakan bentuk latihan untuk mencapai tenaga ledak untuk semua kegiatan olahraga. Pliometrik berhubungan dengan latihan yang bersifat kontraksi-kontraksi otot yang kuat dan cepat sebagai respon pada kecepatan perubahan dinamik dan peregangan pada otot-otot terlibat. Perubahan dinamik dan peregangan pada otot-otot terlibat. Latihan pliometrik terdiri dari bentuk-bentuk latihan yang sederhana sampai dengan latihan yang bervariasi.
Latihan pliometrik merupakan latihan yang memanfaatkan refleks regangan sehingga terjadi kontraksi yang kuat. Refleks regangan yang dimaksud adalah refleks yang ter-cepat dibandingkan dengan refleks lainnya dalam tubuh. Didalam otot terdapat banyak kumparan otot. Kumparan otot ini terdiri atas unsur-unsur motorik dan sensorik. Dalam kumparan otot terdapat serabut otot yang disebut: serabut intrafusal, selanjutnya di tengah terdapat inti yang berbentuk kantong yang disebut; nuclear bag fiber atau sering juga disebut nuclear chain fiber. Dari kedua serabut ini terdapat dua macam syaraf pengantar rangsangan ke pusat syaraf. Kalau ada peregangan yang sekonyong-konyong, misalnya; turun dari loncatan, terjadilah peregangan yang sekonyong-konyong (sia-sia). Bila telah turun dari bangku kemudian meloncat hingga lagi naik ke atas bangku, terjadilah kontraksi yang lebih kuat sehingga terjadi loncatan yang lebih tinggi. Latihan pliometrik ini jangan terlalu berat, karena apabila terlalu berat apalagi ditambah dengan beban akan berakibat tidak  baik pada atlet. Untuk itu perlu diperhatikan dosis latihan yang diberikan.
Latihan box jump adalah latihan yang dilakukan dengan gerakan lari dengan  jarak 1,5 meter kemudian melompat ke atas bangku atau box, dan bentuk gerakan ini adalah bentuk gerakan yang dimulai dari tungkai sampai tubuh bagian atas. Latihan ini adalah merupakan suatu bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan unsur fisik yaitu kekuatan dan kecepatan pada otot-otot tungkai. Proses gerakan keseluruhan dalam latihan box jump dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Posisi awal : berdiri dengan jarak 1,5 meter pada box pertama dengan gaya star berdiri, dengan pandangan ke depan; (2) Gerakan pertama : dari posisi siap diteruskan lari dengan menaiki box  tersebut dengan dua kaki untuk penolakan;dan (3) Gerakan kedua: mendarat dengan dua kaki dengan dilanjutkan dengan berlari pada jarak 1,5 meter. Gerakan ini dilakukan pada box ketiga. Jarak tiap box adalah 1,5 meter dengan ketinggian box 50 centimeter.


METODE PENELITIAN
Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen lapangan, dimana harus melakukan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Adapun variabel penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini terdiri atas : Variabel bebas yaitu Latihan pliometrik box jump, Variabel terikat yaitu Kemampuan smash bolavoli. Dalam penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian. Desain dalam penelitian ini adalah: “Randomized Sampel Pretest dan Posttest Group Design.” Agar lebih terarah pelaksanaan latihan maupun pengumpulan data penelitian, maka perlu diberi batasan-batasan atau defenisi operasional tiap variabel yang terlibat. (1) Latihan pliometrik box jump adalah salah satu bentuk latihan fisik yang dilakukan dengan gerakan melompat ke atas box dengan dua kaki serta melompat dari atas box juga mendarat dengan dua kaki secara bergantian serta melalui empat box, dan (2) Kemampuan smash bolavoli yang dimaksudkan adalah tingkat kecakapan sampel dalam melakukan pukulan smash bolavoli yang dinilai dari masuknya bola setelah dipukul dan ketepatan mengarahkan bola. Populasi dalam suatu penelitian sangat penting kedudukannya, sebab dari populasi sejumlah data dan informasi yang diperluklan dapat dan harus dikumpulkan. Dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra SMA Negeri 1 Pinrang. Sampel adalah sebahagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Hakekat penggunaan sampel dalam penelitian adalah dikarenakan sulitnya untuk meneliti seluruh populasi, hal ini mengingat biaya dan waktu yang begitu banyak diperlukan jika harus meneliti seluruh populasi. Beranjak dari itu yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra SMA Negeri 1 Pinrang yang memiliki dasar bermain bolavoli khususnya dalam melakukan smash. Sampling adalah teknik pengambilan sampel, dimana sampel terdiri dari beberapa kelas, maka tiap-tiap kelas itu dipilih siswa dengan cara random sampling atau dengan cara undian, setelah terpilih obyek sebanyak 20 orang, maka diadakan tes kemampuan smash dalam permainan bolavoli. Cara pembagian kelompok yaitu atas dasar hasil tes kemampuan smash dalam permainan bolavoli yang selanjutnya dibagi dua kelompok latihan yang sama dengan cara teknik machid ordinat. Sedangkan untuk pembagian dua kelompok latihan menggunakan teknik machid ordinat. Teknik atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah disiapkan adalah alat yang baku, agar hasil pengukuran dapat diperoleh mendekati normal. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : tes kemampuan smash dalam permainan bolavoli. Data penelitian kemampuan smash dalam permainan bolavoli, baik tes awal maupun tes akhir dianalisis dengan perhitungan statistik, berupa: (1) Statistik deskriptif, yaitu memberikan gambaran umum tentang hasil rata-rata standar deviasi dari variabel penelitian untuk kedua kelompok, dan (2) Statistik inferensial, yaitu pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t pada taraf signifikan 95%.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data deskriptif dapat diuraikan sebagai berikut:
a.    Untuk data tes awal latihan pliometrik box jump pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang, dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 36. Nilai rata-rata yang diperoleh = 3,60 dengan hasil standar deviasi = 1,77639. Untuk nilai minimal = 1,00 dan nilai maksimal = 7,00.
b.    Untuk data tes akhir latihan pliometrik box jump pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang, dari 15 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 65. Nilai rata-rata yang diperoleh = 6,50 dengan hasil standar deviasi = 2,22361. Untuk nilai minimal = 4,00 dan nilai maksimal = 10,00.
c.    Untuk data tes awal kelompok kontrol pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang, dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 37. Nilai rata-rata yang diperoleh = 3,70 dengan hasil standar deviasi = 1,49443. Untuk nilai minimal = 1,00 dan nilai maksimal = 6,00.
d.    Untuk data tes akhir kelompok kontrol pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang, dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 54. Nilai rata-rata yang diperoleh = 5,40 dengan hasil standar deviasi = 1,71270. Untuk nilai minimal = 3,00 dan nilai maksimal = 8,00.

Hipotesis Pertama
Ada pengaruh latihan pliometrik box jump terhadap kemampuan smash dalam permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 25,909 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,262. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan pliometrik box jump terhadap kemampuan smash dalam permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang. Sesuai hasil uji-t data tes awal dan data tes akhir kemampuan smash dalam per-mainan bolavoli pada kelompok latihan pliometrik box jump, ternyata dari hasil perhitungan diperoleh nilai t observasi lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95%. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis pertama yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan pliometrik box jump secara terprogram dengan siste-matis selama 24 kali pertemuan dengan perincian tiga kali se-minggu, maka akan dapat me-ningkatkan kemampuan smash dalam permainan bolavoli bagi siswa di sekolah atau bagi pemain pemula. Dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan latihan pliometrik box jump memiliki keefektifan disaat pelaksanakannya. Latihan ini terarah pada ke-mampuan kinerja pada kontraksi otot kedua tungkai untuk me-lakukan kegiatan smash dalam permainan bolavoli. Artinya kinerja pada otot-otot tungkai berkontraksi secara maksimal, sehingga mampu membentuk daya ledak tungkai yang dibutuhkan pada saat melakukan passing atas dalam permainan bolavoli.

Hipotesis kedua
Ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik box jump dan kelompok kontrol terhadap kemampuan smash dalam permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 3,718 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,101. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan pengaruh kemampuan smash dalam per-mainan bolavoli antara latihan pliometrik box jump dan kelompok kontrol. Dan kelompok yang mendapatkan pliometrik box jump yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan kemampuan smash dalam per-mainan bolavoli dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pliometrik box jump dan kelompok kontrol terhadap kemampuan smash dalam permainan bolavoli pada pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang. Sesuai hasil uji-t data tes akhir kemampuan smash dalam permainan bolavoli pada kelompok A untuk latihan pliometrik box jump dan kelompok B untuk kelompok kontrol, ternyata dari hasil perhitungan diperoleh nilai t observasi lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95%. Hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis kedua yang diajukan diterima pada taraf signifikan 95%. Diperkuat dengan hasil perbedaan nilai rata-rata yang diperoleh serta selisih dari per-bedaan antara kedua kelompok. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa kedua kelompok memberikan pengaruh atau peningkatan yang positif terhadap kemampuan smash dalam permainan bolavoli, namun bila dibandingkan dengan melihat hasil yang diperoleh pada rata-rata tes akhir serta pengujian statistik uji-t tidak berpasangan, maka latihan pliometrik box jump lebih efektif dan efesien. Sebab didalam melakukan latihan ini lebih terarah baik dari sistem pem-berian latihan maupun mengarahkan pada kemampuan tungkai untuk berkontraksi lebih baik yang di-arahkan pada lompatan secara maksimal dengan membentuk kondisi fisik daya ledak tungkai. Dari hasil tersebut memberikan pengaruh yang maksimal untuk melakukan lompatan pada saat meraih bola di atas untuk me-lakukan pukulan smash. Dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberikan latihan secara khusus. Sehingga dalam proses hasil akhir tidak terarah pada pencapaian smash dalam permainan bola voli. Namun demikian pada prinsipnya bahwa, latihan pliometrik box jump merupakan bentuk latihan yang mampu memberikan suatu sumbangsi positif untuk dapat mengarahkan pemain untuk memacu diri dari segi peningkatan kemampuan fisik yang dibutuhkan. Olehnya itu, diharapkan bagi peneliti-peneliti selanjutnya mencari bentuk latihan yang lain untuk lebih mampu meningkatkan kemampuan smash dalam permainan bolavoli.


PENUTUP
Setelah melakukan penelitian, maka di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.       Ada pengaruh yang signifikan latihan pliometrik box jump terhadap kemampuan smash dalam permainan bolavoli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang.
2.       Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan pliometrik box jump dan kelompok kontrol terhadap kemampuan smash dalam permainan bolavoli pada siswa SMA Negeri 1 Pinrang.
Dari hasil kesimpulan tersebut, maka akan dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1.       Diharapkan agar Pembina dan pelatih olahraga memberikan peluang bagi pemain yang memiliki daya ledak tungkai yang baik untuk mengembangkan prestasinya  dengan cara melatih dan membina secara intensif.
2.       Hendaknya latihan pliometrik dapat dijadikan program latihan bagi pemula untuk meningkatkan kemampuan smash dalam per-mainan bolavoli.
3.       Perlu adanya verifikasi lebih lanjut tentang bentuk latihan tersebut agar dapat diketahui tingkat keterampilan yang lebih menyakinkan.


DAFTAR PUSTAKA
Annarino. 1976. Development Condotioning for Women and Man. St. Louis : Second edition The CV Mosby.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dwijonowinoto Kasiyo, 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang.
Edward  Rahantoknam. 1988. Belajar  Motorik:  Teori  dan Aplikasinya  dalam  Pendidikan Jasmani  dan  Olahraga. Jakarta: P2LPTK Depdikbud
Fox. 1984. The Physiological Basic of Physical Education and Athletic. Toronto : Sounders College Publishing.
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Herre. D, 1982. Priniciple of Sport Training Inducation to Theory and Metode of Training Sport. Verlag Berham.
Kasmad, M. Yahya. 1994, Belajar Motorik, Suatu Kajian Belajar Keterampilan Gerak, Ujung pandang. IKIP Ujungpandang.
M. Yunus.1992. Permainan Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Nossek. 1982. General Theory of Training. Logus: Pan African Press Ltd.
Radcliffe and Farentinos. 1985. Plyometrics; Explosive Power Training. Illinois: Human kinetics Publishing, Inc.
Rani, Abd Rani. 1992. Kinesiologi. Ujung pandang: IKIP Ujung Pandang.
Razak Abraham, 1993. Perbandingan Pengaruh Latihan Pliometrik dengan Latihan Kekuatan dan Kecepatan Terhadap Daya Ledak. Surabaya: Tesis UNAIR.
Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : FPOK IKIP.
Sarumpaet A. dkk. 1992. Teknik Dasar dan Teknik Permainan Bola Voli Permainan Besar. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan tinggi. 
Soekarman. 1985. Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharno, HP.  1993. Pedoman Pelatihan Bola Voli, Kursus Pelatihan Wasit Tingkat Nasional. Yogyakarta: FPOK IKIP
Theo Kleinmar/Dieser Kruber, 1986. Bola Voli Pembinaan Teknik, Teknik dan Kondisi Pengantar untuk Pelatih/Pendidik. Jakarata: Gramedia.

TEKNIK PASSING ATAS BOLAVOLI


PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN LATIHAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI
PADA MAHASISWA FIK UNM MAKASSAR


OLEH:
SAHABUDDIN )*



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan small sided games dan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Secara operasional didefinisikan sebagai berikut : (1) Latihan small sided games yang dimaksud dalam penelitian adalah kecakapan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari lima orang perkelompok kemudian dari kelompok tersebut dibagi dua terdiri dari 2 lawan 3 untuk melakukan passing atas secara bergantian, (2) Latihan berpasangan yang dimaksud dalam penelitian adalah kecakapan dalam melakukan passing atas berdua dengan berhadapan langsung, dan (3) Kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli adalah suatu teknik bermain bolavoli yaitu mengumpan bola kepada teman dengan jalan mengarahkan bola kedepan atas. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM yang telah memprogramkan mata kuliah bolavoli dengan jumlah sampel penelitian 20 orang yang dipilih secara random sampling, kemudian dilanjutkan pembagian kelompok dengan menggunakan machid ordinat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis uji-t dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau a0,05. Bertolak dari hasil  analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan latihan small sided games terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli, terbukti nilai t0 = 25,317 > tt = 2,262 atau (P < α0,05); (2) ada pengaruh yang signifikan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli, terbukti nilai t0 = 34,200 > tt = 2,262 atau (P < α0,05); dan (3) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan small sided games dan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli, terbukti nilai t0 = 3,647 > tt = 2,101 atau (P < α0,05).

Kata Kunci: Small Sided Games, Berpasangan, Passing Atas Bolavoli


ABSTRAC

This study aims to determine the effect of small-sided training games and exercises for a couple of passing ability in the game of volleyball. This study includes the type of research experiments. Operationally defined as follows: (1) Exercise is small sided games in the study is the skill in a group of five people per group and then split from the group consisting of 2 versus 3 for alternately passing over, (2) Exercise pairs are defined in the study was to passing the proficiency in both the direct line of sight, and (3) The ability of passing on the game of volleyball is a technique that is playing volleyball with friends feeding the ball to direct the ball forward on the road. The study population was all students of the Department of Education's son coaching Sports FIK UNM courses that have been programmed volleyball with the number of sample 20 people chosen at random sampling, then continued division of the group by using machid ordinate.  of a0.05. Data analysis technique used is the t-test analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% or a significant level  Starting from the results of data analysis, the study concluded that: (1) no significant effect of exercise on the ability of small sided games passing the ball in the game of volleyball, proved the value of t0 = 25.317> tt = 2.262 or (P < α0,05); (2) no significant effect of exercise in pairs on the passing ability in the game of volleyball, proved the value of t0 = 34.200> tt = 2.262 or (P < α0,05), and (3) no significant difference in effect between training small sided games and practice in pairs on the passing ability in the game of volleyball, proved the value of t0 = 3.647 > tt = 2.101 or (P < α0,05).

Keyword: Small Sided Games, Pair, Passing Up Volleyball




PENDAHULUAN
Permainan bolavoli sebagai salah satu olahraga yang cukup popular di masyarakat, di gemari oleh lelaki dan wanita, mulai dari anak- anak sampai dengan orang tua. Selain dari itu permainan bolavoli memiliki karakteristik daya tarik tertentu sehingga menarik perhatian banyak orang untuk melakukannya.banyaknya peminat serta daya tarik permainan bolavoli, sebabnya adalah kesederhanaan permainannya dengan hanya membutuhkan sedikit perlengkapan. Sifat khas dari permainan bolavoli ialah para peraturan permainannya. Isinya adalah demikian rupa hingga tidak mungkin atau sangat sulit untuk mencapi suatu kemenangan bila satu regu terdiri dari satu atau lebih pemain yang tidak dapat bekerja sama. Oleh karena banyak animo masyarakat terhadap cabang olahaga bolavoli, tentu saja kemungkinan berprestasi dalam cabang olahraga ini dapat dicapai. Namun kenyataan yang dijumpai seperti didaerah Sulawesi Selatan, begitu banyaknya animo masyarakat terhadap permainan bolavoli namun prestasi yang didambakan pada tingkat Nasional belumlah sebagai mana yang diharapkan. Walaupun demikian kenyataan ini tidak dapat diharap karena adanya perkembangan cabang olahraga ini dengan pesat di seluruh pelosok tanah air, bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam bidang olah raga yang senantiasa berkompetisi dalam pencapaian prestasi.
Teknik passing atas, adalah teknik dasar permainan bolavoli yang mayoritas dipergunakan dalam permainan. Artinya lebih banyak dipergunakan dalam permainan. Bola yang berasal dari teman maupun lawan dapat dilakukan teknik passing atas. Passing atas adalah menyajikan bola kepada teman seregunya yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke lapangan lawan”. (Suharno, HP. 1971). Bentuk latihan yang khusus untuk menunjang tercapainya aspek penentu serta kemampuan pemain dalam permainan bolavoli khusus teknik passing atas. Akan tetapi sering dijumpai bahwa para pemain bolavoli pada umumnya hanya diberikan latihan yang telah di dapati sebelumnya, tanpa memperhatikakn latihan lainnya, yang lebih mengarah pada kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli. Dalam teknik pelaksanaan passing atas, jari-jari tangan adalah kunci keberhasilan pemain untuk melakukan passing atas secara benar dan baik. Untuk hal tersebut dibutuhkan kemampuan seorang pemain agar dapat mengotomatisasikan gerakan passing atas dengan baik guna memberikan bentuk latihan yang lebih produktif untuk peningkatan pada kemampuan jari-jari tangan. Untuk itu bentuk latihan small sided games dan latihan berpasangan merupakan bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan passing atas seorang pemain. Latihan small sided games dan latihan berpasangan adalah salah satu bentuk latihan teknik dan fisik yang bertujuan untuk mengembangkan teknik secara otomatis serta kemampuan otot-otot jari. Kedua unsur tersebut memegang peranan didalam peningkatan kemampuan jari-jari untuk dapat menunjang peningkatan kemampuan passing atas yang dijadikan pokok penelitian.


Teknik Passing Atas Bolavoli
Permainan bolavoli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai dewasa baik wanita maupun laki-laki. Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan gerakan dengan baik serta teknik yang baik pula. Imam Sodikun (1992) mengatakan bahwa: “gerakan yang baik menimbulkan kerja dan berkat latihan yang teratur mendapatkan efektifitas yang baik pula”. Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, daya ledak dan kelentukan. Selain itu harus memiliki keterampilan khusus yang dikuasai dengan tujuan memainkan bola atau penguasaan bola sebaik-baiknya. Untuk dapat bermain dengan baik dan dengan mampu untuk mempertahankan bentuk permainannya diperlukan antara lain latihan yang berulang-ulang akan meningkatkan kesanggupan pemain secara efektif dan siap dalam pelaksanaan, serta mencapai kemantapan dari suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan. Nampak kemampuan gerak dalam permainan bolavoli merupakan suatu derajat kemantapan untuk melakukan teknik dasar permainan bolavoli secara tepat guna dan efektif. Sehingga kemampuan gerak sangat membantu dalam permainan, serta menjadi bagian yang terpenting dalam mencapai prestasi yang optimal.
Kemampuan merupakan suatu kesanggupan dalam menggunakan pengetahuan seseorang secara efektif dan secara siap dalam pelaksanaan atau performance, dengan mencapai kemantapan dari suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam permainan bolavoli kemampuan gerak sangat penting untuk diketahui atau dimiliki oleh setiap pemain. Belajar gerak dalam permainan bolavoli berarti menginginkan perubahan tingkah laku dalam melakukan gerakan-gerakan yang efesien dan efektif. Untuk menjadi pemain bolavoli yang handal, kemampuan teknik dasar dalam permainan bolavoli harus dikuasai terlebih dahulu, sebab permainan ini termasuk jenis permainan yang kompleks gerakannya. Artinya gerakannya terdiri dari gabungan unsur gerak yang terkoordinasi rapi untuk dapat bermain dengan baik. Dengan mempelajari gerak dalam permainan bolavoli, seorang pemain harus menguasai bola dengan baik pula. Jadi pelatih atau guru olahraga harus memperhatikan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemain untuk meningkatkan prestasinya. Dalam permainan bolavoli semua anggota badan berperan untuk melakukan gerakan. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa dalam melakukan gerakan permainan bola voli keseluruhan anggota badan itu sangat berperan dalam latihan, pelatih dapat menganalisa gerakan-gerakan yang dapat menunjang peningkatan prestasi olahraga bola voli. Sehingga seorang pemain bola voli dapat melakukan setiap unsur gerak yang benar dan merupakan dasar taktik dalam pertandingan. Untuk memudahkan penguasaan kemampuan gerak perlu diperhatikan faktor utama yaitu: faktor orang yang melakukan latihan, faktor latihan, faktor situasi. Jadi pemain yang melakukan gerakan permainan bolavoli, harus mengetahui rangkaian gerakan permainan tersebut. Ada beberapa cara pendekatan untuk mengklasifikasikan kemampuan gerak. Dalam permainan bolavoli passing atas mempunyai sistematika analisis teknik dalam melakukannya, meliputi pengertian dan peranan, cara dan tuntutan pelaksanaan. Pengertian passing atas, bila ditinjau dari asal kata passing atas dapat diartikan sebagai cara memberikan bola. Menurut M. Yunus (1992:7) bahwa : “Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai lagkah awal menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Pengertian di atas, menunjukkan pengertian yang meliputi arah gerak dan bidang perkenaan. Arah gerak  disini yaitu  lintasan gerak bola, yang melintasi ketinggian di atas kepala pemain yang melakukan passing atas. Sedangkan bidang perkenaan dengan jari-jari, pada saat kedua lengan diangkat untuk melakukan passing atas.Jadi passing atas adalah tindakan menvoli bola yang berada di atas depan dahi dengan cara passing atas dengan tujuan mengoperkan atau memberikan bola ke teman seregu untuk dimainkan kembali dalam regunya sendiri. Untuk melakukan passing atas dengan baik, si pemain harus berada sedikit di belakang bawah bola dan menghadap ke arah bola yang akan dimainkan. Namun passing atas terdiri dari berbagai variasi tetapi semuanya bertolak dari dasar yang sama yaitu senantiasa dimulai dari depan dan arah gerak bola ke atas. Oleh sebab itu biasanya disebut passing atas normal atau forward set pass. Suharno HP (1993) pada dasarnya passing atas normal mempunyai manfaat untuk menyajikan bola kepada teman seregunya yang melanjutkan diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke lapangan lawan”. Suatu cara untuk menentukan passing atas dengan baik adalah mendengarkan suara pada saat perkenaan atau pantulan dan memperhatikan putaran dari bola setelah disentuh.Suatu passing yang baik hanya memperdengarkan satu ketukan dan lebih sedikit bola berputar di udara setelah dipassing atau dipantul. Tinggi passing atas yang baik adalah 4 – 6 meter tingginya, agar penerima mendapat cukup kesempatan untuk dapat berada dalam posisi yang paling tepat di bawah bola. Jadi dalam melakukan passing atas teknik passing yang sangat menentukan dalam penyerangan terhadap lawan dalam bermain. Dalam permainan bolavoli, passing atas digunakan khusus biasanya sebagai passing kedua dari penyerangan. Kekhususan adalah cara menguntungkan dalam menempatkan bola pada posisi yang tepat dari pemain yang melakukan smash dengan sukses. Selain dari manfaat utama yaitu pengantar dalam melakukan smash atau serangan dengan sukses, juga gerak bola yang dilakukan mempunyai peranan dalam irama permainan. Pengaturan irama permainan adalah strategi untuk memenangkan pertandingan. Untuk manfaat passing atas dalam permainan bolavoli, Suharno HP. (1993) sebagai berikut: (1) Memudahkan kawan untuk menyelesaikan serangan atau smash, (2) Untuk mengatur irama permainan, (3) Untuk mengatur irama serangan atau smash, (4) Mempermudah teman untuk mendapatkan bola dalam permainan, dan (5) Sebagai salah satu teknik dalam melakukan passing. Dengan proses pelaksanaan passing atas bolavoli, jelas membutuhkan bentuk latihan yang menunjang kemampuan untuk melakukan passing atas permainan bolavoli.

Latihan Small Sided Games
Upaya untuk memperbaiki cara mengajar atau melatih teknik dasar bermain bolaovli telah berlangsung sejak permainan dikenal dan sampai sekarang masih berjalan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan cara teknik permainan yang lebih baik. Agar dapat mencapai tujuan penyajian materi latihan agar yang cepat dimengerti dan mudah dipahami, diperlukan sebuah proses latihan. Latihan small sided games merupakan suatu bentuk latihan bermain yang dilakukan dengan berbagai batasan, pembatasan tersebut meliputi : luas lapangan, jumlah pemain, lamanya latihan dan syarat atau peraturan permainan khusus. Jenis latihan small-sided games disusun berdasarkan pembatasan tersebut. Menurut Kadir Jusuf (1992) mengemukakan sebagai berikut: Pembatasan melalui syarat atau peraturan permainan khusus misalnya, dengan peraturan hanya boleh sekali atau dua kali menyentuh bola. Pembatasan jumlah pemain misalnya, 1 lawan 2, 1 lawan 3, 2 kawan 3, 2 lawan 4, 3 lawan 5, 4 lawan 4, 5 lawan 5, 6 lawan 6, dan seterusnya. Menurut Soekatamsi (1992) permainan kecil (small sided games) dimaksudkan untuk efesiensi belajar keterampilan bermain dan merupakan adegan yang mirip dengan situasi yang sesungguhnya dalam bentuk kecil. Dalam small sided games dapat mempergunakan lapangan seadanya, sebab untuk berlatih menguasai dan meningkatkan keterampilan teknik dasar bolavoli tidak tergantung harus ada atau menggunakan lapangan bolavoli yang sebenarnya. Small sided games dapat pula dilakukan dengan berbagai variasi latihan baik dengan menggunakan sistem rotasi ke belakang atau ke depan di saat melakukan passing atas berhadapan dengan 2 lawan 3. Oleh karena itu didalam mengarah pemain untuk lebih optimal dalam mencapai keterampilan passing atas pada permainan bolavoli, maka dibutuhkan sebuah bentuk atau metode yang dapat digunakan secara bervariasi.

Latihan Berpasangan
Latihan berpasangan adalah gerakan-gerakan penguasaan bola secara berpasangan atau dengan teman dan atau pasangannya sebagai alat bantu. Gerakan peguasaan secara berpasangan dilakukan untuk memudahkan dalam mengumpan bola ke teman dalam ketentuan bola tetap dalam jangkauan. Penggunaan latihan berpasangan pada hakekatnya adalah untuk menguasai gerakan-gerakan persentuhan, menggerakkan bola, menggerakan badan secara tepat dan mengendalikan bagian tubuh sesuai dengan ruang dan waktu. Manfaat dari bentuk latihan tersebut pada latihan berpasangan ditinjau dari berbagai segi utamanya segi metodologis dan latihan. Untuk itu latihan berpasangan perlu diberikan agar dapat mematangkan setiap jenis pukulan passing dalam berpola dengan mengulang secara sistematis dan berlanjut. Dengan adanya kematangan passing atas yang dimiliki pemain, diharapkan memiliki keterampilan bermain bolavoli secara sempurna. Latihan berpasangan merupakan bentuk latihan yang dilakukan dengan adanya bantuan atau alat bantu berupa teman, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan berdua melakukan passing atas. Tujuan dari latihan berpasangan  adalah untuk mengotomatisasikan gerakan tersebut. Jacob Nur (1992) mengemukakan bahwa: dengan berlatih/latihan dapat mengantar seseorang mencapai keadaan yang diinginkan ketingkat efesiensi sesuai dengan kegiatan fisik yang akan dilakukan. Dalam olahraga kompetisi/ pertandingan, tingkat efesiensi (penampilan top) yang diinginkan tersebut sangat tinggi, oleh karena itu dituntut perencanaan kegiatan/ latihan yang sangat hati-hati dan sistematis dengan disertai disiplin yang tinggi.
            Penyajian latihan berpasangan dalam permainan bolavoli dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan passing atas, yang terbentuk efesiensi dan efektifitas gerakan dasar tersebut. Gerakan yang terampil merupakan tugas-tugas yang kompleks. Dalam keterampilan gerakan membutuhkan usaha penyesuaian terhadap pola gerakan yang memadukan jenis gerakan dasar seperti, teknik passing atas dalam permainan bolavoli. Pemberian latihan secara teratur dan memenuhi prinsip latihan yang berlaku umum, maka akan di peroleh perubahan-perubahan dalam tubuh seseorang, utamanya yang berkaitan dengan anatomis dan histoligis tubuh. Perubahan seperti hiperthropy otot, misalnya disebabkan oleh karena adanya peningkatan diameter dari serabut otot, peningkatan jumlah dan ukuran miofibril, serta peningkatan jumlah total protein  kontraktil,  khususnya protein kontraktil miosin. Disamping itu terjadi juga perubahan penurunan relatif kerapatan mitchondria sebagai akibat meningkatnya volume sarkoplasma dan miofibril. Perubahan lain yang terjadi adalah perubahan sistem syaraf. Perubahan yang terjadi didalam sistem syaraf sulit untuk diidentifikasi secara akurat, namun demikian peneliti dapat mengemukakan kemungkinan adanya adaptasi dari sistem persyarafan yang menyangkut pengembangan unit gerak yang diperoleh dari latihan.


METODE PENELITIAN
Arah dan tujuan pengungkapan fakta atau kebenaran disesuaikan dengan yang ditemukan dalam penelitian untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Keberadaan suatu variabel dalam setiap bentuk penelitian mutlak adanya, karena variabel merupakan suatu gejala bervariasi yang timbul dalam pelaksanaan penelitian gejala bervariasi tersebut memiliki karakteristik tertentu dan menjadi objek penelitian. Dalam permasalahan dapat diketahui variabel penelitian yang digunakan sebagai berikut: Variabel bebas terdiri dari latihan small sided games dan latihan berpasangan, dan variabel terikat yaitu kemampuan passing atas bolavoli. Desain dalam penelitian ini adalah: Randomized Sampel Pretest dan Posttest Group Design. Secara operasional variabel dalam penelitian didefinisikan sebagai berikut : (1) Latihan small sided games yang dimaksud dalam penelitian adalah kecakapan dalam sebuah kelompok yang terdiri dari lima orang perkelompok kemudian dari kelompok tersebut dibagi dua terdiri dari 2 lawan 3 untuk melakukan passing atas secara bergantian, (2) Latihan berpasangan yang dimaksud dalam penelitian adalah kecakapan dalam melakukan passing atas berdua dengan berhadapan langsung, dan (3) Kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli adalah suatu teknik bermain bolavoli yaitu mengumpan bola kepada teman dengan jalan mengarahkan bola kedepan atas. Untuk mengetahui kemampuan passing atas dipergunakan tes passing atas atau tes umpan yang sudah merupakan tes baku.
Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan individu yang dijadikan objek penelitian atau seluruh penduduk yang mencakup ruang lingkup penyelidikan. Sesuai dengan pengertian populasi yang dikemukakan diatas maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan sasaran penyelidikan dan mempunyai karakteristik atau kesamaan sifat. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar yang telah memprogramkan mata kuliah bolavoli karena dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penyelidikan yakni meliputi mahasiswa putra maka populasi tersebut diatas hanya pada mahasiswa putra. Dengan demikian kesamaan sifat dari populasi dalam penelitian ini yakni mempunyai jenis kelamin yang sama. Penggunaan sebagian dari populasi disebut sampel menghadapi kenyataan ini perlu redukasi atau penggunaan sebagian saja dari populasi itu, yang di pandang representatif dapat diwakili populasi. Adapun sampel yang dipergunakan adalah sebanyak 20 orang mahasiswa yang telah memprogramkan mata kuliah bolavoli. Teknik pengambilan sampel dilakukan secarah random dan dipilih sebanyak 20 orang kemudian selanjutnya membentuk kelompok penelitian. Kelompok penelitian di bentuk atas dasar hasil Prestest dengan teknik Machid ordinal. Dalam penelitian disusun dan dianalisa menggunakan statistik inferesial. Statistik deskriptif memberikan gambaran umum data penelitian maupun penyajian dalam bentuk grafik. Statistik inferensial yang digunakan adalah untuk pengujian  Pengujian hipotesis penelitian. Teknik analisis yang dipakai uji t berpasangan pada taraf siknifikan 95% ( t 0,05 ).


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
            Hasil analisis data deskriptif dapat diuraikan sebagai berikut:
a.    Untuk data tes awal latihan small sided games, dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 63. Nilai rata-rata yang diperoleh 6.30 dengan hasil standar deviasi 1.88856. Untuk nilai minimal 3.00 dan nilai maksimal 9.00.
b.    Untuk data tes akhir latihan small sided games, dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 82. Nilai rata-rata yang diperoleh 8.20 dengan hasil standar deviasi 1.93218. Untuk nilai minimal 5.00 dan nilai maksimal 11.00.
c.    Untuk data tes awal latihan berpasangan, dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 60. Nilai rata-rata yang diperoleh 6.00 dengan hasil standar deviasi 1.49071. Untuk nilai minimal 4.00 dan nilai maksimal 8.00.
d.    Untuk data tes akhir latihan berpasangan, dari 10 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 93. Nilai rata-rata yang diperoleh 9.30 dengan hasil standar deviasi 2.11082. Untuk nilai minimal 7.00 dan nilai maksimal 13.00.

1.    Hipotesis Pertama
Ada pengaruh latihan small sided games terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli pada mahasiswa FIK UNM Makassar. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 25,317 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,262. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan small sided games terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli pada mahasiswa FIK UNM Makassar. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan small sided games secara terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli bagi pemain. Dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan latihan small sided games ini, memiliki keefektifan disaat pelaksanakannya. Latihan ini terarah pada kemampuan kinerja pada kontraksi otot lengan untuk dapat berkerjasama dalam melakukan passing atas secara berkelompok guna mengarahkan bola secara bergantian.

2.    Hipotesis kedua :
Ada pengaruh latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli Pada mahasiswa FIK UNM Makassar. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 34,200 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,262. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan antara tes awal dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli pada Pada mahasiswa FIK UNM Makassar. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa dengan memberikan latihan berpasangan secara terprogram dengan sistematis, maka akan dapat meningkatkan kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli bagi pemain. Dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan latihan berpasangan, sehingga kontaksi kinerja otot lebih terarah pada gerakan yang efektif dalam passing atas pada permainan bolavoli. Kinerja otot yang terjadi mampu berkontraksi untuk dapat melakukan passing atas secara otomatisasi dengan cepat.

3.    Hipotesis ketiga :
Ada perbedaan pengaruh antara latihan small sided games dan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli Pada mahasiswa FIK UNM Makassar. Hasil analisis data pada lampiran diperoleh nilai t observasi = 3,647 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf signifikan 95% = 2,101. Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada perbedaan pengaruh kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli antara Latihan small sided games dan latihan berpasangan. Dan kelompok yang mendapatkan latihan berpasangan yang lebih efektif dan efesien dalam meningkatkan kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli dibandingkan dengan kelompok latihan small sided games. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan small sided games dan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli pada Pada mahasiswa FIK UNM Makassar. Prediksi yang dapat dikemukakan bahwa kedua bentuk latihan ini memberikan pengaruh atau peningkatan yang positif terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli, namun bila dibandingkan dengan melihat hasil yang diperoleh pada rata-rata tes akhir serta pengujian statistik uji-t tidak berpasangan, maka latihan berpasangan optimal untuk dapat mengembangkan passing atas dalam permainan bolavoli. Sebab didalam melakukan latihan ini lebih mengarahkan pada kemampuan lengan untuk melakukan passing atas secara cepat dan mengotomatisasikan gerakan tersebut. Hal ini dibuktikan di lapangan, proses yang dilakukan hanya dilakukan secara berdua sehingga sesi pengulangan lebih banyak selama proses latihan. Sedangkan latihan small sided games terjadi sebuah kelompok dalam bentuk bermain yang terdiri dari lima orang, sehingga gerak passing atas yang dilakukan pada sesi latihan kurang dan akan ada fase menunggu setiap orang.


PENUTUP
Setelah melakukan pembahasan, maka di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.       Ada pengaruh yang signifikan latihan small sided games terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli pada mahasiswa FIK UNM.
2.       Ada pengaruh yang signifikan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli pada mahasiswa FIK UNM.
3.       Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan small sided games dan latihan berpasangan terhadap kemampuan passing atas dalam permainan bolavoli pada mahasiswa FIK UNM.
Hasil kesimpulan tersebut, maka akan dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.       Diharapkan agar pembina dan pelatih olahraga memberikan metode-metode latihan yang lebih mengarahkan pada teknik dasar itu sendiri guna membantu mengoptimalkan hasilnya.
2.       Hendaknya latihan small sided games dan latihan berpasangan disarankan untuk dijadikan program latihan bagi pemain untuk meningkatkan kemampuan passing atas pada permainan bolavoli.
3.       Perlu adanya verifikasi lebih lanjut tentang kedua bentuk latihan tersebut agar dapat diketahui tingkat keterampilan yang lebih menyakinkan.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiarto,  Agus.  1990. Plyometric dan Sport Training. Jakarta: Adi Mulia.
Bonne Robison, 1989. Bolavoli Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain. Jakarta: Penerbit Dhara Prize.
Durrahter. G. 1990. Belajar dan Berlatih Sambil Bermain Bolavoli. Jakarta: Gramedia.
Edward  Rahantoknam. 1988. Belajar Motorik:  Teori  dan Aplikasinya dalam  Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: P2LPTK Depdikbud
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Herre. D, 1982. Priniciple of Sport Training Inducation to Theory and Metode of Training Sport. Verlag Berham.
Ngatiyono. 2007. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Solo: Tiga Serangkai.
Rukmana Kamli,  1990. Latihan Bolavoli Mini . Diktat Pedoman Melatih Bolavoli Mini.
Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : FPOK IKIP.
Sarumpaet A. dkk. 1992. Teknik Dasar dan Teknik Permainan Bola Voli Permainan Besar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 
Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: PT Alfabeta
Suharno, HP.  1993. Pedoman Pelatihan Bola Voli, Kursus Pelatihan Wasit Tingkat Nasional. Yogyakarta: FPOK IKIP
Yunus, M. 1991. Permainan Bola voli. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Theo Kleinmar/Dieser Kruber, 1986. Bola Voli Pembinaan Teknik, Teknik dan Kondisi Pengantar untuk Pelatih/Pendidik. Jakarata: Gramedia.