Pengertian pendidikan jasmani banyak sekali variasi yang
dikemukakan oleh pakar antara satu dengan lainnya. Setiap penulis cendrung
memberikan definisi pendidikan jasmani menurut pandangannya masing–masing.
Pendapat Cholik (1997) mengatakan bahwa: “Proses pendidikan jasmani yang
melibatkan interaksi antara peserta (anak didik) dengan lingkungannya yang dikelola
melalui aktifitas jasmani secara sistimatik menuju pembentukan manusia
seutuhnya”.
Lutan (2004) mengatakan bahwa: “Pendidikan jasmani
diartikan suatu pendidikan yang mempergunakan fisik atau tubuh sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan, atau suatu pendidikan melalui
aktifitas-aktifitas jasmani”. Mahendra (2007) mengungkapkan bahwa:
“Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi
aktifitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan
arah untuk menuju kebulatan kepribadian manusia dengan cita-cita kemanusiaan”.
Definisi di atas maka dapat dirumuskan bahwa pendidikan jasmani adalah
suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktifitas jasmani
dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental,
sosial, dan emosional yang serasi selaras dan seimbang.
Pada usia sekolah anak diharapkan bergerak dengan aktifitas fisik yang
teratur. Rangsangan sensoris pada usia dini penting untuk mengembangkan
kemampuan, kemampuan menganalisis dan bahkan menjadi faktor perantara yang
memungkinkan tercapainya proses belajar yang cepat pada tahap dewasa.
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada
tubuh atau badan (body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi
dalam berbagai karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical
strenght), perkembangan fisik (physical development), kecakapan
fisik (physical prowess), kesehatan fisik (physical health).
dan penampilan fisik (physical appearance), (Ateng, 1993).
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau pikiran (mind).
Oleh karena itu, jika kata pendidikan (education) ditambahkan dalam
kata fisik, maka membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik atau
pendidikan jasmani (physical education), yakni menunjukkan proses
pendidikan tentang aktifitas-aktifitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh
manusia. Cholik (1991) memberikan definisi tentang pendidikan jasmani sebagai
berikut:
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara
sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan
keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
Supandi (1992) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan
dengan aktifitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan yang
dihasilkan individu dari respons tersebut.
Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan
keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak,
untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan
jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus
dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak.
Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian
yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu
psikomotor, kognitif, dan afektif.
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan
jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual
dan emosional.
Pendidikan
jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktifitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik,
kognitif, dan afektif setiap siswa.